Muin Arifah (1401410203)
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Pengertian
anak berkebutuhan khusus (ABK)
ABK adalah anak yang
memiliki perbedaan individual dan intraindividual yang signifikan, dan
mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk
mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran khusus. Berkebutuhan
khusus merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak-anak luar biasa
atau mengalami kelainan dalam konteks pendidikan. Yang termasuk kedalam ABK
antara lain: tunanetra, tunarungu,
tunagrahita,
tunadaksa,
tunalaras,
kesulitan belajar,
gangguan prilaku,
anak berbakat,
anak dengan gangguan kesehatan. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki,
ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan
modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille
dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat.
B. Perbedaan
ABK dan anak luar biasa
Sebenarnya terdapat
perbedaan yang signifikan pada penggunaan istilah berkebutuhan khusus dan luar
biasa atau berkelainan. Berkebutuhan khusus lebih memandang pada kebutuhan anak
untuk mencapai prestasi dan mengembangkan kemampuannya secara optimal.
Sedangkan pada luar biasa atau berkelainan adalah kondisi atau keadaan anak
yang memerlukan pelayanan khusus (lebih menitikberatkan pada kondisi fisik,
mental, dan emosional). Misalnya seorang tunanetra jelas terbatas pada bidang
penglihatan tetapi ia juga memiliki kemampuan intelektual yang berbeda dengan anak
normal, maka untuk mendukung prestasinya diperlukan alat bantu seperti talking
computer, talking books, dan huruf Braille.
C. Cara
memahami ABK
Untuk memahami ABK kita perlu melihat berbagai perbedaan
dibandingkan dalam keadaan normal, mulai dari keadaan fisik dan mental, dari
anak cacat sampai anak memiliki intelektual, yaitu:
1. Perbedaan
individual
Berarti
membandingkan keadaan individu dengan orang lain diantaranya dengan perbedaan
keadaan mental (kapasitas keapuan intelektual), kemampuan panca indera, kemampuan
gerak motorik, kemampuan komunikasi, perilaku social, dan keadaan fisik. Hal
ini bisa saja menyangkut perbedaan prestasi akademik (prestasi dalam berbagai
mata pelajaran) dan kemampuan akademik. Misalnya jika seorang anak memiliki
prestasi yang berda jauh di bawah standar kelulusan. Maka, anak ini masuk dalam
kelompok ABK.
2. Perbedaaan
intraindividual
Adalah
suatu perbandingan antarpotensi yang ada dalam diri individu itu sendiri dari
aspek intelektual, fisik, psikologis, dan social. Misalnya seorang anak
berprestasi tinggi namun tidak disenangi teman-temannya karena bersifat
tertutup dan sulit diajak kerja sama. Maka, kemampuan intelektual dan kemampuan
social anak itu cukup signifikan sehingga memerlukan perlakuan khusus agar
dapat berkembang.
Cara
lain untuk memahami ABK, yaitu:
1. Impairment
Merupakan suatu kondisi di mana individu
mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi
struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Misalnya, seseorang
yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami cacat kaki.
2. Disability
Suatu keadaan di mana individu mengalami
kekurangmapuan karena impairment seperti cacat pada organ tubuh. Contoh, pada
orang yang cacat kakinya, maka ia akan merasakan kekurangan fungsi kaki ketika
akan berjalan menuju suatu tempat.
3. Handicaped
Keadaan di mana individu mengalami
ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
karena ada kelainan dan berkurangnya fungsi organ tubuh. Contoh, orang yang
kakinya diamputasi ketika akan berinteraksi dengan lingkungannya, dia
memerlukan kursi roda.
D. Jenis
ABK
1. Kelainan
mental
a. Mental
tinggi
Memiliki
bakat intelektual di atas rata-rata normal yang signifikan juga mempunyai
kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas.
b. Mental
rendah
Kapasitas
intelektual (IQ) di bawah rata-rata, dikelompokkan menjadi 2:
· Anak
lamban belajar (Slow learners) dengan IQ antara 70 – 90
· Anak
dengan IQ di bawah 70 dikenal dengan ABK
c. Berkesulitan
belajar spesifik (under achiever)
Hal
ini menyangkut prestasi belajar (achievement). Anak ini memiliki kapasitas
intelektual normal ke atas tetapi prestasi belajarnya rendah pada bidang
akademik tertentu.
2. Kelainan
fisik
a. Kelainan
tubuh (tunadaksa)
Anak
tersebut memiliki kelainan atau cacat tubuh pada system otot, tulang dan
persendian maupun saraf-sarafnya yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi,
komunikasi, mobilisasi, adaptasi, dan kegiatan sehari-hari. Contoh, anak yang
lengannya diamputasi.
b. Kelainan
indera penglihatan (tunanetra)
Menunjukkan
adanya gradasi atau kerusakkan atau gangguan penglihatan, bahkan sampai buta
total. Kelainan penglihatan dibedakan menjadi 2, yaitu buta dan low vision.
c. Kelainan
indera pendengaran (tunarungu)
Menunjukkan
ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (a hard of hearing).
· Orang
tuli tidak memiliki kemampuan mendengar untuk memproses informasi baik tanpa
atau menggunakan alat bantu dengar.
· Orang
yang kurang dengar biasanya dapat memproses informasi dengan bantuan alat
dengar
d. Kelainan
wicara
Seseorang
yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal.
Biasanya mereka menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi.
3. Kelainan
emosi
Erupakan
gangguan psikologis pada individu dan hanya dapat dilihat dari indisi perilaku
yang tampak.
a. Gangguan
perilaku
· Tidak
sabar, mudah marah
· Tidak
menghargai
· Menyalahkan
orang lain
· Pemahaman
yang lemah
· Melamun
dan tidak ada perhatian
b. Gangguan
konsentrasi (ADD/Attension Deficit Disorder)
· Ketidakmampuan
beradaptasi
· Mudah
melupakan aktivitas sehari-hari
· Sering
membuat kesalahan dalam pekerjaan sekolah
· Sering
tidak mendengarkan ketika orang lalin berbicara
· Sering
tidak mengikuti intruksi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah
c. Anak
Hiperaktif (ADHD/Attension Defisit with Hyperactivity Disorder)
· Aktivitas
motorik yang tinggi
· Perhatian
mudah beralih
· Berbuat
tanpa berpikir akibatnya
· Tidak
mampu member perhatian yang cukup lama
· Perilaku
yang tidak bisa diam
E. Klasifikasi
ABK yang diberikan oleh direktorat PSLB (Dir. PSLB:2006:20-21) adalah.
a. Tunanetra
b. Tunarungu
c. Berkebutuhan
khusus (IQ < 70)
d. Tunadaksa
e. Tunalaras
(sukar beradaptasi dengan lingkungan social dan mengalami gangguan emosi)
f. Tunawicara
g. Tunaganda
h. HIV/AIDS
i.
Gifted (IQ > 125)
j.
Talented (memiliki bakat istimewa)
k. Kesulitan
belajar
l.
Lambat belajar
m. Autis
(gangguan perkembangan otak sehingga kurang mampu berinteraksi social)
n. Korban
penyalahgunaan narkoba
o. Indigo
(anak yang berperilaku lebih dewasa dan memiliki kemampuan intuisi sangat
tinggi)
Kartadinata, Sunaryo.2002.Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung:CV. Maulana.
Wardani, IG.A.K.2008.Pengantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta:Universitas Terbuka.
Suparno.2007.Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.