Senin, 12 Maret 2012

anak berkebutuhan khusus


Muin Arifah (1401410203)
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK)
ABK adalah anak yang memiliki perbedaan individual dan intraindividual yang signifikan, dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran khusus. Berkebutuhan khusus merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan dalam konteks pendidikan. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
B.  Perbedaan ABK dan anak luar biasa
Sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan pada penggunaan istilah berkebutuhan khusus dan luar biasa atau berkelainan. Berkebutuhan khusus lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan mengembangkan kemampuannya secara optimal. Sedangkan pada luar biasa atau berkelainan adalah kondisi atau keadaan anak yang memerlukan pelayanan khusus (lebih menitikberatkan pada kondisi fisik, mental, dan emosional). Misalnya seorang tunanetra jelas terbatas pada bidang penglihatan tetapi ia juga memiliki kemampuan intelektual yang berbeda dengan anak normal, maka untuk mendukung prestasinya diperlukan alat bantu seperti talking computer, talking books, dan huruf Braille.
C.  Cara memahami ABK
Untuk memahami ABK  kita perlu melihat berbagai perbedaan dibandingkan dalam keadaan normal, mulai dari keadaan fisik dan mental, dari anak cacat sampai anak memiliki intelektual, yaitu:
1.   Perbedaan individual
Berarti membandingkan keadaan individu dengan orang lain diantaranya dengan perbedaan keadaan mental (kapasitas keapuan intelektual), kemampuan panca indera, kemampuan gerak motorik, kemampuan komunikasi, perilaku social, dan keadaan fisik. Hal ini bisa saja menyangkut perbedaan prestasi akademik (prestasi dalam berbagai mata pelajaran) dan kemampuan akademik. Misalnya jika seorang anak memiliki prestasi yang berda jauh di bawah standar kelulusan. Maka, anak ini masuk dalam kelompok ABK.
2.   Perbedaaan intraindividual
Adalah suatu perbandingan antarpotensi yang ada dalam diri individu itu sendiri dari aspek intelektual, fisik, psikologis, dan social. Misalnya seorang anak berprestasi tinggi namun tidak disenangi teman-temannya karena bersifat tertutup dan sulit diajak kerja sama. Maka, kemampuan intelektual dan kemampuan social anak itu cukup signifikan sehingga memerlukan perlakuan khusus agar dapat berkembang.

Cara lain untuk memahami ABK, yaitu:
1.   Impairment
Merupakan suatu kondisi di mana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Misalnya, seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami cacat kaki.
2.   Disability
Suatu keadaan di mana individu mengalami kekurangmapuan karena impairment seperti cacat pada organ tubuh. Contoh, pada orang yang cacat kakinya, maka ia akan merasakan kekurangan fungsi kaki ketika akan berjalan menuju suatu tempat.
3.   Handicaped
Keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya karena ada kelainan dan berkurangnya fungsi organ tubuh. Contoh, orang yang kakinya diamputasi ketika akan berinteraksi dengan lingkungannya, dia memerlukan kursi roda.

D. Jenis ABK
1.      Kelainan mental
a.       Mental tinggi
Memiliki bakat intelektual di atas rata-rata normal yang signifikan juga mempunyai kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas.
b.      Mental rendah
Kapasitas intelektual (IQ) di bawah rata-rata, dikelompokkan menjadi 2:
·      Anak lamban belajar (Slow learners) dengan IQ antara 70 – 90
·      Anak dengan IQ di bawah 70 dikenal dengan ABK
c.       Berkesulitan belajar spesifik (under achiever)
Hal ini menyangkut prestasi belajar (achievement). Anak ini memiliki kapasitas intelektual normal ke atas tetapi prestasi belajarnya rendah pada bidang akademik tertentu.
2.      Kelainan fisik
a.       Kelainan tubuh (tunadaksa)
Anak tersebut memiliki kelainan atau cacat tubuh pada system otot, tulang dan persendian maupun saraf-sarafnya yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, mobilisasi, adaptasi, dan kegiatan sehari-hari. Contoh, anak yang lengannya diamputasi.
b.      Kelainan indera penglihatan (tunanetra)
Menunjukkan adanya gradasi atau kerusakkan atau gangguan penglihatan, bahkan sampai buta total. Kelainan penglihatan dibedakan menjadi 2, yaitu buta dan low vision.
c.       Kelainan indera pendengaran (tunarungu)
Menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (a hard of hearing).
·      Orang tuli tidak memiliki kemampuan mendengar untuk memproses informasi baik tanpa atau menggunakan alat bantu dengar.
·      Orang yang kurang dengar biasanya dapat memproses informasi dengan bantuan alat dengar
d.      Kelainan wicara
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal. Biasanya mereka menggunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi.
3.      Kelainan emosi
Erupakan gangguan psikologis pada individu dan hanya dapat dilihat dari indisi perilaku yang tampak.
a.       Gangguan perilaku
·      Tidak sabar, mudah marah
·      Tidak menghargai
·      Menyalahkan orang lain
·      Pemahaman yang lemah
·      Melamun dan tidak ada perhatian
b.      Gangguan konsentrasi (ADD/Attension Deficit Disorder)
·      Ketidakmampuan beradaptasi
·      Mudah melupakan aktivitas sehari-hari
·      Sering membuat kesalahan dalam pekerjaan sekolah
·      Sering tidak mendengarkan ketika orang lalin berbicara
·      Sering tidak mengikuti intruksi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah
c.       Anak Hiperaktif (ADHD/Attension Defisit with Hyperactivity Disorder)
·      Aktivitas motorik yang tinggi
·      Perhatian mudah beralih
·      Berbuat tanpa berpikir akibatnya
·      Tidak mampu member perhatian yang cukup lama
·      Perilaku yang tidak bisa diam

E.  Klasifikasi ABK yang diberikan oleh direktorat PSLB (Dir. PSLB:2006:20-21) adalah.
a.       Tunanetra
b.      Tunarungu
c.       Berkebutuhan khusus (IQ < 70)
d.      Tunadaksa
e.       Tunalaras (sukar beradaptasi dengan lingkungan social dan mengalami gangguan emosi)
f.       Tunawicara
g.      Tunaganda
h.      HIV/AIDS
i.        Gifted (IQ > 125)
j.        Talented (memiliki bakat istimewa)
k.      Kesulitan belajar
l.        Lambat belajar
m.    Autis (gangguan perkembangan otak sehingga kurang mampu berinteraksi social)
n.      Korban penyalahgunaan narkoba
o.      Indigo (anak yang berperilaku lebih dewasa dan memiliki kemampuan intuisi sangat tinggi)



Kartadinata, Sunaryo.2002.Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung:CV. Maulana.
Wardani, IG.A.K.2008.Pengantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta:Universitas Terbuka.
Suparno.2007.Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar