Hari
yang Cerah Untuk Jiwa yang Sabar
Pagi-pagi
saya siap di depan laptop, biasa on line. Mumpung libur kuliah. Kalau sedang
liburan, mau mengerjakan tugal malas, mau mandi malas, mau sarapan juga malas.
Tiba-tiba ada terdengar nada sms dari hp saya. Ini sms dari mbak Dian, mengajak
saya pergi ke Undip. Kebetulan kampus saya dekat dengan Undip.
“Dik,
hari ini ada acara tidak? Ikut mbak pengajian ke Undip yuk! Ajak mbak Dian
“Wah…ke
Undip? Ok deh mbak. Nanti kalau mau berangkat saya di sms ya! Jemput saya di
kos! Jam berapa nanti berangkat?”
“Naik
bus aja dik. Nanti sekitar pukul 08.00.” mbak Dian menjelaskan.
“Saya
malas kalau naik bus. Tidak jadi saja ya mbak?” Mbak Dian tetap berusaha
mengajakku.
“Mengapa
dik? Berat ya kalau mau mengeluarkan 10 ribu untuk transport?”
Sms
itu benar-benar membuat saya shock. Bukannya tidak mau modal mbak tetapi jalan
untuk turun dari kos itu tinggi banget. Hal itulah yang membuat saya malas
kalau harus keluar kos. Meskipun demikian, mbak Dian tetap semangat mengajak
saya. Akhirnya mbak Dian meminjam motor temannya.
Sambil
menunggu jam 8, saya on line facebook sama teman-teman. Sudah sekitar jam 7.30.
Saya ingin memasak mi instan. Kebetulan saat itu kompornya nganggur.
“Mbak
Nita, ini kompornya tidak ada yang pakai? Aku mau masak mi instan ni.”
“Tidak
ada kok, masak aja!” Jawab mbak Nita dengan santai.
Tiba-tiba
mbak Aini datang. Dan menyela saya. Dia mengatakan bahwa sebelumnya sudah
membooking kalau ingin masak mi. saya gembregetan banget. Jalan sabar adalah
solusi. Saya mengalah saja.
Beberapa
menit kemudian mbak Aini sudah selesai memasak. Sekarang giliran saya. Air
sudah mendidih, mi siap dimasukkan. Tidak lama kemudian, Melinda, juga teman
satu kos saya datang dari warung Bu Min.
“Mu,
mbak Dian sudah menunggu di luar!”
“Oh
iya, mbak Ida. Mi-nya buat kamu saja karena saya harus pergi” saya terburu-buru
apalagi belum mandi.
“Mau
ke mana kamu?” Tanya mbak Ida.
“Pengajian
ke UndipMi-nya buat kamu mbak, gratis.” Jawabku singkat.
Saya
terburu-buru ganti baju. Tidak mandi bukan jadi masalah toh tidak ada yang
tahu. Saya lihat mbak Dian sudah di atas. Kami pun segera berangkat. Sekitar
menit perjalanan kita sudah sampai si kompleks kampus Undip. Sebelum menuju ke
tempat pengajian mbak Dian ingin ambil uang dahulu ke ATM BRI.
“Dik
sudah makan?” Tanya mbak Dian.
“Belum.
Kalau mbak?” Jawabku dengan sedikit malu.
“Saya
juga belum, makan dahulu yuk?” Ajak mbak Dian.
Saya
menyetujui ajakan mbak Dian. Kami menuju ke warung makan prasmanan langganan
mbak Dian. Kebetulan dahulu mbak Dian pernah diajak temannya ke warung
tersebut.
“Silahkan ambil dik! Nanti biar mbak yang bayar.”
Perintah mbak Dian.
“Yang bener mbak? Aaaa…”
saya berteriak.
Alhamdulillah.
Selesai makan, kami menuju masjid di Undip. Teman-teman mbak Dian sudah pada
datang rupanya. Pengajian kali ini membahas tentang system perekonomian
ditinjau dari syariat islam. Peserta khusus akhwat ini membahas pertanyaan yang
diajukan peserta.
Setelah
pengajian, mbak Dian mengajak saya ke kampus Unnes. Mbak Diab ingin mengcopy
buku “Sholat Ngebut Bisa Benjut” sebanyak 7. Biaya foto copy di sini sangat
murah. Sambil menunggu copy-annya jadi, kami mengunjungi kos teman-teman mbak
Dian sekadar bersilaturahim. Banyak teman mbak Dian yang diperkenalkan kepada
saya. Mbak Dian menyarankan untuk selalu menjaga tali silaturahim dengan
sahabat-sahabat kita.
Sudah
sekitar 1 jam. Mungkin buku-bukunya sudah jadi. Maka, kami segera menuju tempat
foto copy. Ternyata tinggal sebentar lagi jadinya. Kami harus sabar menunggu.
Saya duduk sendirian.
“Ke
mana mbak Dian ya?”
Terlihat
mbak Dian sedang ngobrol dengan bapak penjual mi ayam. Mbak Dian mengobrol
dengannya. Dia juga membeli mi ayam tersebut. Buku-bukunya sudah jadi. Saya
menghampiri mbak Dian sambil membawa motor.
“Ayo
mbak! Ini bukunya sudah.” Ajak saya kepada mbak Dian sambil menunjukkan isi
buku.
“Ini
dik! Satu buku buat kamu.” Mbak Dian mengambil buku itu, menyerahkannya padaku.
Waw dapat buku gratis pikirku.
Urusan
hari ini sudah selesai. Kami segera pulang ke kos. Mbak Dian mengantar saya
sampai di kos.
“Terima
kasih ya mbak untuk hari ini. Lain kali lagi ya!” ucap saya sambil merayu mbak
Dian. Saya segera melangkahkan kaki menuju kos.
“Tunggu
dik! Ini mi ayam.”
“Lagi
mbak. Alhamdulillah, terima kasih banyak.”
Saya
berpamitan dengan mbak Dian. Sampai di kos, saya makan satu bungkus mi ayam
dengan teman-teman. Hari itu adalah pengalaman yang mengesankan bagi saya.
Tidak lupa update statusnya, “baru kehilangan satu mi instan. Langsung dapat mi
ayam.”
MINI BIODATA
Nama : Muin Arifah
No.
KTP/SIM/Paspor : 33.1413.600792.0001
Tempat, tanggal lahir :
Sragen, 20 Juli 1992
Alamat :
Turusari RT 13, Brangkal, Gemolong, Sragen 57274
Pekerjaan/pendidikan :
Mahasiswa
No.
Telp : -
No.
HP : 085741096093
Facebook Id : kahfe
velvet
Tema : Indahnya Peduli,
Nikmatnya Berbagi
Judul tulisan :
Hari
yang Cerah Untuk Jiwa yang Sabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar