Minggu, 01 April 2012

Kisah Petualangan Di Laut

Nermaid Flaro

Angin bertiup sepoi-sepoi. Udara siang itu sangat bersahabat. Cuaca cerah. Padahal hari-hari seperti ini biasanya mendung. Matahari tampak begitu riang menyapa tumbuhan. Bunga-bunga bermekaran. Kupu-kupu berlari-lari mengejar pasangannya. Gugur daun berjatuhan. Menerpa alunan jalan di sebuah desa kecil di Cora. Desa yang indah dengan diapit oleh 3 gunung. 2 diantaranya sudah tidak aktif lagi. Setiap pagi kau bias melihat gunung-gunung itu dengan jelas.

Desa itu masih asri. Kehidupan masyarakat masih tradisional. Mayoritas mereka bekerja sebagai petani dan peternak. Sapi dan kambing adalah hewan ternak yang utama. Memang daerah itu memilliki padang rumput yang luas. Kehidupan masyarakat sangat bersahabat. Dengan tetangga sudah seperti keluarga.

Ini adalah kisah hidup gadis kecil yang tinggal di sebuah rumah sederhana. Di  samping rumah ada 2 pohon. Sedangkan 1 pohon berada di ujung halaman. Pohon itu hamper berhimpitan dengan bibir sungai kecil. Air di sungai itu sangat bening. Mata airnya berasal dari Gunung Bisgut.

Flora sudah tidak memiliki orang tua. Semenjak orang tuanya meninggal, Flora tinggal bersama nenek dan kakak perempuannya, Dama. Setiap hari, nenek merajut pakaian untukdi rumah. Jika sudah terkumpul agak banyak, Flora menjualnya ke pasar.

Mereka memiliki 3 ekor kambing, 5 ayam, dan 1 kucing. Kambing itu adalah peninggalan dari orang tua Flora. Sekitar 2 tahun yang lalu, ayah dan ibu merantau ke kota. Di tengah perjalanan ternyata kapal yang ditumpangi menabrak karang sehingga kapalnya tenggelam. Sampai sekarang jasad kedua orang tuaa Flora belum juga ditemukan. Flora berharap orang tuanya masih hidup, ditemukan orang lain saat itu.

Flaro berlari-lari dengan temannya, Mosi dan Capi saat pulang sekolah. Capi mengajak Flaro dan Mosi untuk pergi ke suatu tempat.

“Hari ini cuaca sangat cerah ya.” Kata Mosi.

“Wah, indah sekali hari ini. Apalagi kalau kita pergi jalan-jalan. Pasti akan menyenangkan.” Ucap Flaro.

“Bagaimana kalau kita pergi ke desa seberang? Kita menggembalakan kambing di sana. Pasti seru.” Capi mencoba menawarkan.

“Setuju.” Serentak Flaro dan Mosi menyetujui saran Capi.

Mereka pergi ke rumah masing-masing. Meyiapkan bekal untuk pergi ke desa Kadmin. Rumah mereka tidak jauh untuk menuju ke padang rumput di sana. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk berjalan. Mereka berkumpul di bawah pohon trembesi yang berada di halaman rumah Flaro yang tidak ada pagarnya.

“Apa kalian sudah siap?” Tanya Capi.

“Bagaimana kambing-kambing?” Kalian siap? Ayo berangkat.”

Mereka harus melewati hutan untuk menuju pantai.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar