Minggu, 08 April 2012

Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan Keterampilan Proses
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah strategi pembelajaran
Dosen pengampu Aris Mudjiono

Disusun oleh:
Devita Fitriyandani Suwardi                   (1401410018)
Desilia Dwi Andini                        (1401410066)
Riana Umi Maulidiah                     (1401410178)
Muin Arifah                                  (1401410203)
Rombel 12
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
PEMBUKAAN

A.      Latar Belakang
Pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud the four pillars of education (Delors 1996:86), yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia (learning to life together), dan belajar menjadi dirinya (learning to be).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil 1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni 2000:30; Semiawan 1998:13).
Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan diatas, model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses diharapkan dapat menjadi alternatif. Keterampilan proses adalah keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif yang secara umum hampir sama dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pendekatan keterampilan proses?
2.      Mengapa pendekatan keterampilan proses diperlukan?
3.      Apa pendekatan keterampilan proses?
4.      Apa perbedaan pendekatan keterampilan proses dengan pendekatan tradisional?
5.      Apa saja prinsip-prinsip pendekatan keterampilan proses?
6.      Apa relevansi PKP dengan CBSA dan CTL?
7.      Bagaimana contoh penerapan PKP dalam suatu bidang studi misalnya matematika?


Pembahasan

A.      Pengertian PKP
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Conny, 1992) .
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya (Depdikbud, 1986 dalam Dimiyati dan Mudjiono, 2006).
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006) pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
Menurut Rustaman et al. (2003) keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan :
·         keterampilan kognitif (intelektual), melibatkan pikiran.
·         Pendekatan manual, melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan, atau perakitan alat.
·         Sosial, berinteraksi dengan sesama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya, mendiskusikan hasil pengamatan.
Pada pendekatan keterampilan proses, tujuan pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunkasikan.
Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya, sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.
B.       Alasan Perlunya PKP
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006) beberapa alasan perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar adalah.
a.       Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
b.      Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan tentang ilmu pengetahuan.
c.       Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
C.      Keunggulan PKP
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran, antara lain adalah :
1.      Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
2.      Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
3.      Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
4.      Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,
5.      Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
6.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
D.      Perbedaan PKP dengan Pendekatan Tradisional
Pendekatan keterampilan proses ini berbeda dengan pendekatan tradisional, karena di dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional, guru hanya memberikan materi pelajaran yang berfokus pada pemberian konsep-konsep, informasi, dan fakta yang sebanyak-banyaknya kepada siswa. Akibatnya, hasil belajar yang diperoleh siswa pun hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja, sedangkan aplikasinya belum tentu dapat dilakukan. Padahal di dalam pembelajaran, siswa juga dituntut untuk mengalihgunakan informasi yang diperolehnya pada bidang lain dan bahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, diagram, dan lain-lain. Dengan demikian, penerapan pendekatan tradisional di dalam pembelajaran tidaklah cocok.
E.       Prinsip-prinsip PKP
Dalam membahas pendekatan keterampilan proses, prinsip-prinsip tentang pendekatan tersebut menjadi hal mutlak yang harus dipahami. Satu hal yang harus kita sepakati bersama, bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya produk belajar, yakni hasil belajar yang dirumuskan  dalam tujuan pembelajaran saja, melainkan lebih dari itu. Pembelajaran yang dilakukan juga diarahkan pada bagaimana memperoleh hasil belajar atau bagaimana proses mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan terpenuhi.
(6)  Membuat prediksi (ramalan),
(7)  Melaksanakan penelitian,
(8)  Mengumpulkan dan menganalisis data,
(9)  Menginterpretasikan data, dan
(10)  Mengkomunikasikan hasil.

Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat sejumlah prinsip yang harus Anda pahami (Conny, 1992), yang meliputi:
(1)  Mengamati,
(2)  Menghitung,
(3)  Mengukur,
(4)  Mengklasifikasikan,
(5)  Menemukan hubungan,

Menurut Dimiyati dan mudjiono (2006) menyatakan adanya berbagai keterampilan proses. Keterampilan tersebut terdiri atas:
·         Keterampilan dasar (basic skill), menjadi landasan untuk keterampilan terintegrasi yang lebih kompleks.
·         Keterampilan terintegrasi (integrated skills), ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Keterampilan dasar terdiri atas 6 keterampilan, yaitu:
1.      Mengamati
Merupakan tanggapan kita terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indera. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain.
2.      Mengklasifikasikan
Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari peristiwa yang dimaksud.
3.       Mengkomunikasikan
Dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
4.      Mengukur
Dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan.
5.      Memprediksi
Dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan.
6.      Menyimpulkan
Dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan terhadap suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan.

Keterampilan terintegrasi terdiri dari:
1.      Mengenali variabel
Sebelum melakukan penelitian, mengenal variabel merupakan hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Ada variabel termanipulasi dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis penelitian.
2.      Membuat tabel
Keterampilan membuat tabel dapat diartikan sebagai kemampuan menyajikan data yang diperlukan pada penelitian.
3.      Membuat grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertikal.
4.      Menggambarkan hubungan antar-variabel
Keterampilan menggambarkan hubungan antar-variabel dapat diartikan sebagi kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel termanipulasi dengan variabel hasil atau hubungan antara variabel-variabel yang sama.
5.      Mengumpulkan dan mengolah data
Kemampuan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informsi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagi dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
6.      Menganalisis penelitian
Keterampilan menganalis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian.
7.      Menyusun hipotesis
Menyusun hipotesis dapat diartikan sebagi kemampuan untuk menyatakan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul.
8.      Mendefinisikan variabel
Keterampilan mendefinisikan variabel secara operasional dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda.
9.      Merancang penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang dilaksanakan.
10.  Bereksperimen
Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk megadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide itu.
F.      Relevansi PKP dengan CBSA dan CTL
Keterampilan proses adalah keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006.
a.      CBSA
Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu proses pembelajaran yang subjek didiknya terlibat secara fisik, mental-intelektual, maupun sosial dalam memahami ide-ide dan konsep-konsep pembelajaran (Ahmadi, 1991). Dengan kata lain, arah pembelajaran CBSA mengacu pada siswa atau “student oriented” yang bermakna pembentukan sejumlah keterampilan untuk membangun pengetahuan sendiri baik melalui proses asimilasi maupun akomodasi. Dalam proses pembelajaran yang seperti ini, siswa dipandang sebagai objek dan sekaligus sebagai subjek.
CBSA adalah salah satu strategi pembelajaran yang menuntut aktivitas atau partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga mereka mampu mengubah tingkah lakunya dalam proses internalisasi secara lebih efektif dan efisien.  
Prinsip-prinsip yang harus muncul di dalam CBSA ada delapan, yaitu:
(1) Motivasi siswa,
(2) Pengetahuan prasyarat,
(3) Tujuan yang akan dicapai,
(4) Hubungan sosial,
(5) Belajar sambil bekerja,
(6) Perbedaan individu,
(7) Menemukan, dan
(8) Pemecahan masalah.
b.      CTL
Dalam pembelajaran kontekstual, terdapat beberapa ciri, yaitu: 
1.      Pembelajaran aktif: peserta didik diaktifkan untuk mengkontsruksi pengetahuan dan memecahkan masalah.
2.      Multi konteks: pembelajaran dalam konteks yang ganda akan memberikan peserta didik pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi ataupun memecahkan masalah dalam konteks yang baru (terjadi transfer).
3.      Kerjasama dan diskursus: peserta didik belajar dari orang lain melalui kerjasama, diskursus (penjelasan-penjelasan) kerja tim dan mandiri (self reflection).
4.      Berhubungan dengan dunia nyata: pembelajaran yang menghubungkan dengan isu-isu kehidupan nyata melalui kegiatan pengalaman di luar kelas dan simulasi.
5.      Pengetahuan prasyarat: pengalaman awal peserta didik dan situasi pengetahuan yang didapat mereka akan berarti atau bernilai dan nampak sebagai dasar dalam pembelajaran.
6.      Pemecahan masalah: berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam memecahkan masalah nyata harus ditekankan pada kebermaknaan memorasi dan pengulangan-pengulangan.
7.      Mengarahkan sendiri (self-direction): peserta didik ditantang dan dimungkinkan untuk membuat pilihan-pilihan, mengembangkan alternatif-laternatif, dan diarahkan sendiri. Dengan demikian mereka bertanggung jawab sendiri dalam belajarnya (Siswono, 2004).
Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual ada tujuh, yaitu :
(1) konstruktivis (constructivism),
(2) inkuiri (inquiry),
(3) bertanya (questioning),
(4) masyarakat belajar (learning community),
(5) pemodelan (modeling),
(6) refleksi (reflection)
(7) penilaian yang sebenarnya (authentic assestment).
G.      Contoh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Prinsip Keterampilan Proses
Standar Kompetensi:
Menjelaskan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

Kompetensi Dasar:
Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

Indikator:
Siswa dapat menunjukkan kesebangunan antarbangun datar

Materi Pokok: Kesebangunan

Alat dan Bahan:
·         Penggaris dan pensil
·         Kertas karton atau kertas berpetak
·         Gunting
·         Benda-benda di sekitar


Metode : Diskusi Kelompok

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan:
a. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
b. Melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi prasyarat, yaitu pembagian dua bilangan
c. Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa di dalam kelompoknya

2. Kegiatan Inti:
a. Siswa mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas
b. Siswa mengelompokkan benda-benda yang mempunyai permukaan datar dan tidak
c. Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang pasangan-pasangan benda yang sebangun, misalnya antara permukaan meja dan permukaan buku
d. Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan benda
e. Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda
f. Siswa menghitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari masing-masing pasangan benda
g. Siswa mengendalikan variabel panjang sisi untuk menentukan perbandingan benda
h. Siswa menentukan perbandingan yang senilai dan tidak senilai
i. Siswa membuat tabel perbandingan sisi pasangan benda
j. Berdasarkan tabel yang ada, siswa menafsirkan benda-benda yang sebangun dan tidak sebangun

3. Penutup
a. Merangkum hasil kegiatan
b. Memberi PR









Observasi
Klasifikasi

Meramal dan membuat hipotesis

Percobaan/Eksperimen


Mengukur

Menghitung

Mengendalikan variabel

Menemukan hubungan

Komunikasi
Interpretasi data  

Berdasarkan contoh di atas terlihat bahwa dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses di dalam pembelajaran matematika, diperlukan peralatan dan sumber-sumber pembelajaran yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. Sumber-sumber ini diupayakan seminim dan sesederhana mungkin dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar siswa. Sumber-sumber yang bisa didapatkan di sekitar sekolah antara lain adalah referensi, lingkungan fisik, bahan siswa atau barang bekas yang dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat, peristiwa alam, dan pengalaman siswa.







Penutup

A.      Simpulan
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya. PKP memiliki beberapa keunggulan. Keterampilan dasar yaitu mengamati, mengklasifikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan. Keterampilan terintegrasi yaitu mengenali variabel, membuat tabel, membuat grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyususn hipotesis, mendefinisikan variabel, merancang penelitian, dan bereksperimen.
B.       Saran
Kepada para guru SD untuk lebih memahami tentang makna belajar bagi siswa yang selanjutnya berimplikasi pada pelaksanaan fungsi sebagai pembelajar. Belajar bagi siswa supaya dipahami sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan atau pengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri atau bersama-sama dengan orang lain. Dengan demikian mengajar adalah kegiatan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa, bukan sekedar transfer informasi dari guru kepada siswa.
Dalam konteks inilah PKP mengarahkan pada pembentukan pengetahuan oleh siswa sebagai hasil dari proses pencarian dan penemuannya sendiri. Itu berarti fungsi guru dalam proses pembelajaran di kelas/sekolah lebih sebagai manajer yang mengelola aneka sumber belajar yang ada, dan sebagai fasilisator bagi terjadinya proses belajar bagi siswa.
.




Daftar Pustaka
Internet dengan format PDF:
Haryono, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Program Pascasarjana (PPs) UNNES, model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains.
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Pendekatan Keterampilan Proses.
Nyimas Aisyah, Pendekatan Keterampilan Proses.

Buku:
Moedjiono dan Dimiyati.1991.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar