Pendekatan Keterampilan Proses
Makalah
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah strategi pembelajaran
Dosen
pengampu Aris Mudjiono
Disusun
oleh:
Devita
Fitriyandani Suwardi (1401410018)
Desilia Dwi
Andini (1401410066)
Riana Umi
Maulidiah (1401410178)
Muin Arifah (1401410203)
Rombel
12
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
PEMBUKAAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran
dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus lebih mengacu
pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud the four
pillars of education (Delors 1996:86), yaitu belajar untuk mengetahui (learning
to know), belajar melakukan sesuatu (learning to do), belajar hidup
bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain
dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia (learning to life together),
dan belajar menjadi dirinya (learning to be).
Model
pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk
belajar (Joice & Weil 1996:7), bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni
2000:30; Semiawan 1998:13).
Berkenaan
dengan model pembelajaran yang dibutuhkan diatas, model pembelajaran berbasis
peningkatan keterampilan proses diharapkan dapat menjadi alternatif. Keterampilan proses adalah keterampilan
memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa
Aktif yang secara umum hampir sama dengan pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pendekatan
keterampilan proses?
2.
Mengapa pendekatan keterampilan
proses diperlukan?
3.
Apa pendekatan keterampilan
proses?
4.
Apa perbedaan pendekatan
keterampilan proses dengan pendekatan tradisional?
5.
Apa saja prinsip-prinsip
pendekatan keterampilan proses?
6.
Apa relevansi PKP dengan CBSA dan
CTL?
7.
Bagaimana contoh penerapan PKP
dalam suatu bidang studi misalnya matematika?
Pembahasan
A. Pengertian
PKP
Pendekatan keterampilan
proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus
pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil
belajar (Conny, 1992) .
Pendekatan keterampilan proses dapat
diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan dasar
yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya (Depdikbud, 1986 dalam
Dimiyati dan Mudjiono, 2006).
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006)
pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan sebagai wahana penemuan dan
pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
Menurut Rustaman et al. (2003)
keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan :
·
keterampilan
kognitif (intelektual), melibatkan pikiran.
·
Pendekatan
manual, melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan, atau
perakitan alat.
·
Sosial,
berinteraksi dengan sesama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
misalnya, mendiskusikan hasil pengamatan.
Pada pendekatan keterampilan proses, tujuan
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses
atau langkah-langkah seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunkasikan.
Pendekatan keterampilan
proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai
dengan pelaksaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
dewasa ini.
Pendekatan keterampilan
proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu,
pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat
kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya, sebelum melaksanakan penelitian,
siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis.
Alasannya tentulah sederhana, yaitu agar siswa dapat menciptakan kembali
konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya. Dengan
demikian, keberhasilan anak dalam belajar menggunakan pendekatan keterampilan
proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang belum paham
terhadap permasalahan yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan
mengerti permasalahannya.
B.
Alasan Perlunya PKP
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006)
beberapa alasan perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam
kegiatan belajar mengajar adalah.
a.
Pendekatan
keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang
hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan
dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
b.
Mengajar
dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja
dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan tentang
ilmu pengetahuan.
c.
Menggunakan
keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar
proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
C. Keunggulan PKP
Berdasarkan uraian di atas, terlihat
bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran,
antara lain adalah :
1.
Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
2.
Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
3.
Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
4.
Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran,
5.
Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
6.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan
metode ilmiah.
D. Perbedaan PKP dengan Pendekatan Tradisional
Pendekatan keterampilan proses ini berbeda dengan pendekatan tradisional,
karena di dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional, guru hanya
memberikan materi pelajaran yang berfokus pada pemberian konsep-konsep,
informasi, dan fakta yang sebanyak-banyaknya kepada siswa. Akibatnya, hasil
belajar yang diperoleh siswa pun hanya terbatas pada aspek pengetahuan saja,
sedangkan aplikasinya belum tentu dapat dilakukan. Padahal di dalam
pembelajaran, siswa juga dituntut untuk mengalihgunakan informasi yang
diperolehnya pada bidang lain dan bahkan di dalam kehidupan sehari-hari. Siswa
juga harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasan dalam berbagai bentuk
seperti tabel, grafik, diagram, dan lain-lain. Dengan demikian, penerapan
pendekatan tradisional di dalam pembelajaran tidaklah cocok.
E. Prinsip-prinsip PKP
Dalam
membahas pendekatan keterampilan proses, prinsip-prinsip tentang pendekatan tersebut
menjadi hal mutlak yang harus dipahami. Satu hal yang harus kita sepakati
bersama, bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya
produk belajar, yakni hasil belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran saja, melainkan
lebih dari itu. Pembelajaran yang dilakukan juga diarahkan pada bagaimana
memperoleh hasil belajar atau bagaimana proses mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan terpenuhi.
(6) Membuat prediksi (ramalan),
(7) Melaksanakan penelitian,
(8) Mengumpulkan dan menganalisis data,
(9) Menginterpretasikan data, dan
(10) Mengkomunikasikan hasil.
|
(1) Mengamati,
(2)
Menghitung,
(3)
Mengukur,
(4)
Mengklasifikasikan,
(5)
Menemukan hubungan,
Menurut
Dimiyati dan mudjiono (2006) menyatakan adanya berbagai keterampilan proses.
Keterampilan tersebut terdiri atas:
·
Keterampilan
dasar (basic skill), menjadi landasan untuk keterampilan terintegrasi yang
lebih kompleks.
·
Keterampilan
terintegrasi (integrated skills), ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan
penelitian.
Keterampilan
dasar terdiri atas 6 keterampilan, yaitu:
1.
Mengamati
Merupakan tanggapan kita terhadap berbagai objek dan
peristiwa alam dengan menggunakan panca indera. Kemampuan mengamati merupakan
keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta
merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan proses yang lain.
2.
Mengklasifikasikan
Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai
objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan
golongan/kelompok sejenis dari peristiwa yang dimaksud.
3.
Mengkomunikasikan
Dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau
suara visual.
4.
Mengukur
Dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur
dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan.
5.
Memprediksi
Dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat
ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan.
6.
Menyimpulkan
Dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan
terhadap suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan.
Keterampilan
terintegrasi terdiri dari:
1.
Mengenali variabel
Sebelum melakukan penelitian, mengenal variabel
merupakan hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Ada variabel termanipulasi
dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan
hipotesis penelitian.
2.
Membuat tabel
Keterampilan membuat tabel dapat diartikan sebagai
kemampuan menyajikan data yang diperlukan pada penelitian.
3.
Membuat grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan
mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar
dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu
ditulis sepanjang sumbu vertikal.
4.
Menggambarkan hubungan antar-variabel
Keterampilan menggambarkan hubungan antar-variabel
dapat diartikan sebagi kemampuan mendeskripsikan hubungan antara variabel
termanipulasi dengan variabel hasil atau hubungan antara variabel-variabel yang
sama.
5.
Mengumpulkan dan mengolah data
Kemampuan mengumpulkan dan mengolah data adalah
kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informsi lain dengan
cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara
kuantitatif atau kualitatif sebagi dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
6.
Menganalisis penelitian
Keterampilan menganalis penelitian merupakan
kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan
terhadap unsur-unsur penelitian.
7.
Menyusun hipotesis
Menyusun hipotesis dapat diartikan sebagi kemampuan
untuk menyatakan dugaan yang dianggap benar mengenai adanya suatu faktor yang
terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga
akan timbul.
8.
Mendefinisikan variabel
Keterampilan mendefinisikan variabel secara
operasional dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan variabel beserta
atribut sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda.
9.
Merancang penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan
direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya
variabel, hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan
dari penelitian yang dilaksanakan.
10.
Bereksperimen
Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan
untuk megadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep,
dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima
atau menolak ide itu.
F.
Relevansi PKP dengan
CBSA dan CTL
Keterampilan proses adalah
keterampilan memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-prinsip Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004 dan 2006.
a. CBSA
Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu proses pembelajaran yang subjek
didiknya terlibat secara fisik, mental-intelektual, maupun sosial dalam
memahami ide-ide dan konsep-konsep pembelajaran (Ahmadi, 1991). Dengan kata
lain, arah pembelajaran CBSA mengacu pada siswa atau “student oriented”
yang bermakna pembentukan sejumlah keterampilan untuk membangun pengetahuan
sendiri baik melalui proses asimilasi maupun akomodasi. Dalam proses
pembelajaran yang seperti ini, siswa dipandang sebagai objek dan sekaligus
sebagai subjek.
CBSA adalah salah satu strategi pembelajaran yang menuntut aktivitas
atau partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga mereka mampu mengubah
tingkah lakunya
dalam proses internalisasi secara lebih efektif dan efisien.
Prinsip-prinsip yang harus muncul di dalam CBSA ada
delapan, yaitu:
(1) Motivasi siswa,
(2) Pengetahuan prasyarat,
(3) Tujuan yang akan dicapai,
(4) Hubungan sosial,
(5) Belajar sambil bekerja,
(6) Perbedaan individu,
(7) Menemukan, dan
(8) Pemecahan masalah.
b.
CTL
Dalam
pembelajaran kontekstual, terdapat beberapa ciri, yaitu:
1.
Pembelajaran aktif: peserta didik diaktifkan untuk
mengkontsruksi pengetahuan dan memecahkan masalah.
2.
Multi konteks: pembelajaran dalam konteks yang ganda akan
memberikan peserta didik pengalaman yang dapat digunakan untuk mempelajari dan
mengidentifikasi ataupun memecahkan masalah dalam konteks yang baru (terjadi
transfer).
3.
Kerjasama dan diskursus: peserta didik belajar dari orang
lain melalui kerjasama, diskursus (penjelasan-penjelasan) kerja tim dan mandiri
(self reflection).
4.
Berhubungan dengan dunia nyata: pembelajaran yang
menghubungkan dengan isu-isu kehidupan nyata melalui kegiatan pengalaman di
luar kelas dan simulasi.
5.
Pengetahuan prasyarat: pengalaman awal peserta didik dan
situasi pengetahuan yang didapat mereka akan berarti atau bernilai dan nampak
sebagai dasar dalam pembelajaran.
6.
Pemecahan masalah: berpikir tingkat tinggi yang diperlukan
dalam memecahkan masalah nyata harus ditekankan pada kebermaknaan memorasi dan
pengulangan-pengulangan.
7.
Mengarahkan sendiri (self-direction): peserta didik
ditantang dan dimungkinkan untuk membuat pilihan-pilihan, mengembangkan
alternatif-laternatif, dan diarahkan sendiri. Dengan demikian mereka
bertanggung jawab sendiri dalam belajarnya (Siswono, 2004).
Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual ada
tujuh, yaitu :
(1) konstruktivis (constructivism),
(2) inkuiri (inquiry),
(3) bertanya (questioning),
(4) masyarakat belajar (learning community),
(5) pemodelan (modeling),
(6) refleksi (reflection)
(7) penilaian yang sebenarnya (authentic assestment).
G. Contoh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Matematika
Uraian Kegiatan Pembelajaran
|
Prinsip Keterampilan Proses
|
Standar Kompetensi:
Menjelaskan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
|
|
Kompetensi Dasar:
Menyelidiki
sifat-sifat kesebangunan dan simetri
|
|
Indikator:
Siswa
dapat menunjukkan kesebangunan antarbangun datar
|
|
Materi Pokok: Kesebangunan
|
|
Alat dan Bahan:
·
Penggaris
dan pensil
·
Kertas
karton atau kertas berpetak
·
Gunting
·
Benda-benda
di sekitar
|
|
Metode : Diskusi
Kelompok
|
|
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan:
a. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
b. Melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi prasyarat,
yaitu pembagian dua bilangan
c. Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa di
dalam kelompoknya
2. Kegiatan Inti:
a. Siswa mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas
b. Siswa mengelompokkan benda-benda yang mempunyai permukaan
datar dan tidak
c. Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang pasangan-pasangan
benda yang sebangun, misalnya antara permukaan meja dan permukaan buku
d. Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan benda
e. Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda
f. Siswa
menghitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari masing-masing
pasangan benda
g. Siswa
mengendalikan variabel panjang sisi untuk menentukan perbandingan benda
h. Siswa
menentukan perbandingan yang senilai dan tidak senilai
i. Siswa membuat
tabel perbandingan sisi pasangan benda
j. Berdasarkan
tabel yang ada, siswa menafsirkan benda-benda yang sebangun dan tidak
sebangun
3. Penutup
a. Merangkum hasil
kegiatan
b.
Memberi PR
|
Observasi
Klasifikasi
Meramal dan membuat hipotesis
Percobaan/Eksperimen
Mengukur
Menghitung
Mengendalikan
variabel
Menemukan hubungan
Komunikasi
Interpretasi data
|
Berdasarkan
contoh di atas terlihat bahwa dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses
di dalam pembelajaran matematika, diperlukan peralatan dan sumber-sumber pembelajaran
yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. Sumber-sumber ini diupayakan seminim
dan sesederhana mungkin dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan
sekitar siswa. Sumber-sumber yang bisa didapatkan di sekitar sekolah antara
lain adalah referensi, lingkungan fisik, bahan siswa atau barang bekas yang
dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat, peristiwa alam, dan pengalaman
siswa.
Penutup
A.
Simpulan
Pendekatan
keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang dapat
mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya.
PKP memiliki beberapa keunggulan. Keterampilan dasar yaitu mengamati,
mengklasifikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan. Keterampilan
terintegrasi yaitu mengenali variabel, membuat tabel, membuat grafik,
menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,
menganalisis penelitian, menyususn hipotesis, mendefinisikan variabel,
merancang penelitian, dan bereksperimen.
B.
Saran
Kepada
para guru SD untuk lebih memahami tentang makna belajar bagi siswa yang
selanjutnya berimplikasi pada pelaksanaan fungsi sebagai pembelajar. Belajar
bagi siswa supaya dipahami sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan atau pengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri atau
bersama-sama dengan orang lain. Dengan demikian mengajar adalah kegiatan
partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa, bukan sekedar transfer
informasi dari guru kepada siswa.
Dalam
konteks inilah PKP mengarahkan pada pembentukan pengetahuan oleh siswa sebagai
hasil dari proses pencarian dan penemuannya sendiri. Itu berarti fungsi guru
dalam proses pembelajaran di kelas/sekolah lebih sebagai manajer yang mengelola
aneka sumber belajar yang ada, dan sebagai fasilisator bagi terjadinya proses
belajar bagi siswa.
.
Daftar Pustaka
Internet
dengan format PDF:
Haryono,
Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
dan Program Pascasarjana (PPs) UNNES, model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains.
Perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI), Pendekatan Keterampilan Proses.
Nyimas Aisyah, Pendekatan Keterampilan
Proses.
Buku:
Moedjiono dan Dimiyati.1991.Strategi
Belajar Mengajar.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar