Minggu, 08 April 2012

Pendidikan Model SETS


Pendidikan bervisi SETS (Sains, Environment, Technology, and Society) atau Salingtemas (Sains, lingkungan, tekonologi, dan masyarakat)

Pendidikan bervisi SETS adalah pendidikan yang embawa system pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya guna meningkatkan kualitas hidup manusia (termasuk dirinya sendiri) tanpa harus membahayakan lingkungannya (Binadja, 2000)
Selain itu, pendidikan bervisi SETS memberikan peluang kepada para peserta didik untuk berpikir komprehensif dengan menggunakan secara terintegratif sebagai pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini diperlukan untuk menghadapi berbagai macam persoalan yang ada maupun yang dapat diramalkan akan timbul sebagai akibat klondisi tertentu. Visi SETS juga mensyaratkan pemikiran timbale balik penagruh antara elemn SETS itu sendiri sehingga memungkinkan dihasilkannya pemikiran komprehensif yang mengarah kepada produk kreatif dan inovatif di bidang-bidang yang ditekuni dengan berlandaskan sains dan teknologi. Dengan pemikiran berlandaskan SETS  ini pula kita juga mampu mengembangkan pengetahuan-pengetahuan baru yang sementara ini belum terpikirkan.
Di masa mendatang kehidupan berlandaskan sains dan teknologi menjadi semakin tak terelakan. Pemahaman terhadap sains dan teknologi yang digunakan sehari-hari, betapa pun sederhananya, akan sangat membantu meringankan beban masyarakat dalam segala hal. Pemahaman sains dan teknologi itu nampaknya merupakan persyaratan minimal kehidupan masyarakat masa depan. Dengan itu, masyarakat tidak akan terlampau khawatir dengan perkembangan sains dan teknologi di masa depan. Akan tetapi bila hanya sekedar dapat memahami dan menerapkan sains dan teknologi tanpa batas. Dapat terjadi ketimpangan social karena penggunaan aksesif sains dan teknologi. Bahaya yang dapat ditimbulkan pda lingkungan dan masyarakat tentu akan sangat merugikan masyarakat itu sendiri. Itulah sebabnya, persyaratan lain yang terkandung dalam visi SETS sangat diperlukan.
Secara umum, pendidikan SETS memebrikan penekanan pada konservasi nilai-nilai positif pendidikan, budaya, dan agama sementara tetap maju dalam bidang sains, teknologi, dan ekonomi (Binadja, 2006). Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yangs selalu meningkat. Di dalam pemenuhan kebutuhan masyarkat melalui penerapan sains ke bentuk teknologi tersebut diharapkan tidak berlaku kerusakan lingkungan fisik maupun mental. Visi SETS member wadah yang longgar dalam system pendidikan yang telah ada, tidak diperlukan terjadinya benturan-benturan kepentingan social atau individu. Perubahan system pendidikan kebervisikan SETS adalah usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. oleh karena itu, hendaknya dipandang secara positif. Konservasi nilai-nilai positif pendidikan, budaya dan agama hendaknya dipandang sebagai jaminan bahwa tak ada pihak yang dirugikan dalam perubahan paradigmapendidikan sebagai akibat penerapan SETS sebagai visinya.
Pendidikan SETS bervisi SETS akan member peluang lebih luas kepada para peserta didik untuk dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara lebih baikdan bertujuan baik dalam kehidupan sehari-hari dan untuk menjemput masa depan. Dalam usaha menghasilkan sumber daya manusia yang lebih potensial di masa mendatang, diperlukan arah pendidikan yang lebih jelas dan terimplementasikan sehingga memungkinkan peserta didik dan masyarakat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengetahuan yang diperkenalkan dan harus dipelajari oleh peserta didik.
            Untuk memahami pendidikan SETS  maka diperlukan pemahaman terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran dengan pendekatan SETS yang saling terintegrasi yaitu :
a. Pendekatan STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)
            Pembelajaran dengan pendekatan STM adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/ masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan persiapan kinerja/ guru. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi, dan evaluasi.
     Pendekatan STM memiliki karakteristik sebagai berikut :
(1)  Identifikasi masalah(oleh siswa) di dalam masyarakat yang memiliki dampak negatif
(2)  Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan
(3) Menggunakan sumber daya yang terdapat dalam masyarakat baik materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari
(4)  Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu engetahuan alam dan teknologi
(5) Mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran STM memiliki beberapa kelebihan yaitu :
(a) Dapat membantu sis5wa mengembangkan keterampilan intelektualnya dalam berpikir logis dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
(b) Dapat membantu siswa mengenal dan memahami sains dan teknologi serta besarnya perana sains dan teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup dalam masyarakat.
(c) Dapat membantu siswa memperoleh prinsip-prinsip sains dan teknologi yang diperkirakan akan dijumpainya dalam kehidupan kelak.
(d) Siswa lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Pembelajaran Lingkungan
            Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan merupakan pembelajaran yang mengintegasikan unsur lingkungan dalam materi pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk siswa dari berbagai perilaku siswa yang mengarah pada perusakan lingkungan menuju perilaku yang sadar terhadap lingkungan dan tanggap terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan.
Pendidikan lingkungan membentuk siswa menjadi sadar terhadap lingkungan. Kesadaran lingkungan memiliki makna kognitif dan afektif. Sadar lingkungan memiliki beberapa arti :
     (1)  Tahu dan mengekspresikan dampak perilaku terhadap lingkungan
     (2)  Tahu dan mampu mengekspresikan tentang berbagai penyelesaian   
     (3) Memahami perlunya langkah penelitian sebagai bekal pengambilan keputusan
     (4) memahami pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan masalah lingkungan.

            Berdasarkan pengamatan, pendidikan lingkungan di berbagai jenjang masih bersifat ilmu pengetahuan, para siswa memperoleh berbagai informasi lingkungan, tetapi tampaknya siswa belum mengetahui cara bertindak untuk lingkungan sesuai dengan kapasitasnya. Pendidikan lingkungan belum mampu mendorong minat, motivasi, dan keterampilan untuk bertindak. Dalam pembelajaran salingtemas yang mengintegrasikan lingkungan dengan materi pembelajaran memberikan alternatif membentuk siswa yang sadar terhadap lingkungan yang tidak hanya berupa informasi tentang kerusakan lingkungan dan unsur-unsur yang terdapat di dalam lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar